PESAN MORAL TAHUN BARU HIJRIYAH
Diterbitkan Oleh Koran Pikiran Rakyat November 2012
Kamis (15/11/12) merupakan tahun baru Islam 1434 H. Dalam sejarah, Sebelum datangnya Islam, di jazirah Arab dikenal sistem kalender berdasarkan kombinasi antara Bulan (komariyah) dan Matahari (syamsiyah). Peredaran bulan kerap digunakan untuk mensinkronkan dengan musim dalam penambahan jumlah hari (interkalasi).
Pada tahun ke-9 setelah Hijrah. Allah Swt menurunkan wahyu dalam Surat At-Taubah ayat 36 yang artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa".(Q.S, At-Taubah: 36)
Ayat di atas dengan tegas melarang menambahkan hari pada sistem penanggalan. Tidak jauh berbeda, zaman jahiliyah pun masih belum dikenal dengan istilah penomoran tahun. Penyebutan sebuah tahun baru dikenal bila terjadi sebuah peristiwa yang maha dahsyat pada tahun tersebut. Sebagai contoh, tahun dimana Nabi Muhammad SAW lahir, yaitu Tahun Gajah, karena pada waktu itu, terjadi penyerangan besar-besaran terhadap kaum beriman diwilayah Ka'bah dikota Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman.
Baru pada masa kenabian Muhammad SAW. sistem penanggalan pra-Islam digunakan. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. diusulkan kapan dimulainya tahun kalender Islam. Para sahabat nabi, ada yang mengusulkan berdasarkan tahun kelahiran Nabi Muhammad sebagai awal patokan penanggalan Islam, ada pula yang mengusulkan awal patokan penanggalan Islam berdasarkan tahun wafatnya Nabi Muhammad saw.
Namun pada tahun 638 M (17 H), pemegang kekuasaan tertinggi khalifah Umar bin Khatab, akhirnya menetapkan awal patokan penanggalan Islam pada tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Dasar dari Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun.
Bulan Muharram atau identik disebut dengan tahun baru Islam amatlah berbeda dengan tahun baru masehi. Tentunya dapat kita rasakan perbedaanya dalam penyambutan tahun baru Masehi dan tahun baru Islam (Hijriah). Kendatipun Tahun baru Islam disambut biasa-biasa saja, tidak ada hiruk pikuk dan jauh dari suasana kemeriahan, bahkan tidak semenarik tahun baru Masehi yang disambut meriah termasuk oleh masyarakat muslim itu sendiri. Namun bukan berarti kita harus berdiam diri dalam bertindak, satu hal yang mesti diingat bahwa tahun baru Islam merupakan titik awal perkembangan Islam, seyogianya umat Islam menyambut tahun baru Islam dengan berkontemplasi, penuh keoptimisan dalam hidup, kekuatan dan kesadaran sembari introspeksi, merenungkan apa yang telah dilakukan dalam kurun waktu setahun yang telah berlalu.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung, kemudian barangsiapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia termasuk kedalam golongan orang-orang yang rugi, selanjutnya barangsiapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia termasuk kedalam golongan orang-prang yang celaka” (H.R Bukhari).
Hadits di atas memberikan makna bahwa setiap orang harus senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pengabdian hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Tahun baru Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hijrah dalam artian sebagai upaya untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik.
Pesan moral yang dapat kita petik dari tahun baru Islam ini adalah terjalinya komunikasi yang baik antara sang khalik dengan hambanya begitupun antara seorang hamba dengan hamba lainya. Tidak sedikit perselisihan yang terjadi akibat komunikasi yang kurang berjalan dengan baik antara kedua belah pihak. Hal ini menimbulkan situasi yang tidak kondusif bahkan cenderung mengabaikan ketertiban umum. Perselisihan yang terjadi selama tahun 2012 ditenggarai saling tuding kesalahan dan merasa paling benar dalam bertindak. Padahal serumit apapun perselisihan yang terjadi sesunggunya dapat diatasi dan dimediasi dengan cara komunikasi yang intensif antara kedua belah pihak.
Oleh sebab itu, dalam momen tahun baru Islam ini, mari kita jalin komunikasi yang baik sesama kita, berhijrah kearah yang lebih baik. Kalau ditahun yang telah lalu kita masih mementingkan ego (nafsu) sehingga kita terjerumus melakukan berbagai tindakan kejahatan, kekeliruan, kesalahan dan kekhilafan yang disengaja maka ditahun ini kita berupaya untuk memperbaikinya dengan semangat perjuangan dan pengrobanan. Bila ditahun kemarin, masih bersikap gegabah dan tidak dewasa maka ditahun depan kita harus arif dan bijak dalam bersikap. Dan bila ditahun kemarin kegagalan demi kegagalan menimpa kita, maka ditahun berikutnya kita harus berubah dan bangkit menuju kesuksesan untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Semoga.
Tag :
Artikel
0 Komentar untuk "APA & SIAPA"